Teori Mimesis dan Teori Significant Form

Nama                      : Rosida Nuraini
NPM                       : 202246500712
Kelas                       : R3J
Mata Kuliah            : Filsafat Seni
Dosen Pengampu    : Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn


MENGANALISIS 3 KARYA MENGGUNAKAN

TEORI MIMESIS DAN TEORI SIGNIFICANT FORM


1. Mystical Clouds


Art by Nft Angel

 "Mystical Clouds" menceritakan tentang lukisan surealis ala seniman Frida Kahlo yang merupakan eksplorasi jiwa manusia yang menghantui. Karya ini dibuat oleh AI, dengan latar belakang awan yang berputar-putar dan pemandangan dongeng yang menakutkan, kita melihat sejumlah hal aneh, dunia lain dan mistis.

Jika dilihat dari Teori Mimesis menurut Aritoteles, karya tersebut merepresentasikan sosok seorang wanita yang sedang berdiri di atas gunung dengan rambutnya yang terlihat seperti kumpulan asap atau awan yang berwarna-warni. Karya ini bisa dikatakan sebagai seni, karena sang seniman telah merepresentasikan kembali kenyataan dalam hidup dengan hasil imajinatif sang seniman itu sendiri. 

Jika dilihat dari Teori Significant Form, seniman tersebut membuat karya berupa bentuk sureallism dari penggambungan elemen-elemen lukisan seperti seorang wanita yang sedang berdiri disekitar kumpulan awan dan juga rambutnya terlihat seperti asap atau awan. Karya ini memiliki emosi estetis seperti memberikan kesan misterius.



2. Calestria's Canvas: Vaelin and Evangeline


Art by MarsCitizen

"Calestria's Canvas: Vaelin and Evangeline" menceritakan tentang, Di kedalaman tanah halus Celestria, tempat kehancuran dan kesenian bertemu, hiduplah pasangan alien misterius bernama Vaelin dan Evangeline. Diikat oleh cinta dan tragedi, mereka mengenakan topeng kimia untuk bertahan hidup setelah perang dasyat yang mengubah dunia mereka menjadi lukisan hidup. Bersama-sama, mereka mencari penghiburan di tengah kekacauan, menemukan penghiburan dalam warna yang selalu berubah dan sapuan kuas halus yang mengelilingi mereka.

Jika dilihat dari Teori Mimesis menurut Aritoteles, karya tersebut merepresentasikan pasangan alien yang sedang bertahan hidup di dalam dunianya yang sudah hancur karena perang dahsyat. Mereka menggunakan topeng kimia dan memiliki tubuh tampaknya seperti manusia yang mempresentasikan kembali kenyataan dalam hidup dengan hasil imajinatif dari diri sang seniman. Oleh karena itu karya ini bisa dikatakan seni karena sejalan dengan pemikiran Aritoteles.

Jika dilihat dari Teori Significant Form, seniman tersebut membuat karya berupa bentuk campuran pointillism dan post impresionisme dalam karyanya. Gambaran langit dan laut dengan warna biru dipadupadankan dengan warna kuning dan putih sebagai cahaya yang terpantulkan dari sinar cahaya bulan dan bintang, membuat karya tersebut indah.


3. The Edge


Art by Victoria West

"The Edge" menceritakan tentang seorang wanita yang sedang duduk di tengah kekacauan akibat topan yang mendekat, di sanalah dia duduk, satu-satunya sosok yang menghadapi kehancuran yang akan segera terjadi. Dengan setiap hembusan angin, dia menguatkan dirinya, mengetahui bahwa akhir sudah dekat. Pada saat terakhir itu, ketika topan mendekat, ia mewujudkan esensi kekuatan manusia dan keindahan penerimaan yang mendalam, menghadapi kematian dengan rahmat yang melampaui keganasan badai.

Jika dilihat dari Teori Mimesis menurut Aritoteles, karya tersebut merepresentasikan seorang wanita yang sedang terduduk didepan angin topan seakan tidak takut untuk menghadapi kematiannya. Karya ini bisa dikatakan sebagai seni, karena sang seniman telah merepresentasikan kembali kenyataan dalam hidup dengan hasil imajinatif sang seniman itu sendiri.

Jika dilihat dari Teori Significant Form, seniman tersebut membuat karya berupa bentuk realism dari bentuk tubuh seorang wanita dan suasana disekitarnya. Karya ini memiliki emosi estetis berupa ketakutan, keberanian juga kesedihan jika saya melihatnya. Dengan penggambaran suasana dan penekanan warna yang digunakan, perasaan ini juga tergambarkan dari seorang wanita yang hanya duduk berdiam diri menatap angin topan didepannya.


TABEL PERBEDAAN


KESIMPULAN

Teori Mimesis berpandangan bahwa karya seni merupakan bentuk tiruan alam atau kehidupan manusia. Menurut Plato, seni adalah Imitasi. Dengan ini Plato mengatakan bahwa alam realita ini merupakan tiruan dari alam ideal. Bagi Plato, seorang seniman, khususnya pelukis merupakan penjiplak kelas dua, pelukis menjiplak dari sebuah jiplakan. Sedangkan menurut Aritoteles, "meniru" tidak sama dengan menjiplak secara mekanis. Aritoteles mengatakan, bahwa hasil mimesis sejatinya bukan imitasi, melainkan representasi (penghandiran sesuatu kembali dengan sesuatu lain yang mewakili) dalam konteks bentuk atau tindakan manusia. Dalam perkataan lain, sesungguhnya seniman tidak mengimitasi realita atau alam, melainkan menghadirkan kembalialam atau realita dengan tekanan tertentu. Kemudian menurut Clive Bell, semua pembahasan tentang seni harus bertolak dari pengalaman estetis, yaitu emosi yang khas (Emosi Estetis). Emosi estetis dibangkitkan di dalam pengamat oleh ciri-ciri khas yang ada di dalam karya seni. Significant form adalah kekhasan yang ada dalam objek (karya seni), yang membangkitkan emosi estetis pada subjek (pengamat). Clive Bell lebih banyak mengutarakan significant form sebagai wujud yang mempunyai susunan tertentu. Untuk karya diatas dapat disimpulkan, dari masing-masing karya terdapat Teori Mimesis menurut Aritoteles dan Significant form di dalamnya. Dari ketiga karya tersebut bisa disimpulkan bahwa, karya tersebut adalah karya bentuk representasi dari kehidupan nyata, namun ditambahkan pula sisi imajinatif dari sang seniman. Kemudian dari ketiga karya tersebut masing-masing terdapat Significant form yang di dalamnya memuat Emosi estetis yang sebagaimana jika kita melihat dari ketiga karya tersebut, kita merasakan suatu emosi yang berbeda-beda dari setiap karya seninya.

Comments

Popular posts from this blog

Mencari Referensi-Referensi Yang Relevan

5 Pertanyaan Pentingnya Seni dalam Diri